“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Kira-kira begitulah isi hadits yang saya baca pagi ini. Hadits ini memberi saya pelajaran bahwa jika kita bergaul dengan teman yang baik akan mendapatkan dua kemungkinan yang kedua-duanya baik. Kita akan menjadi baik atau minimal kita akan memperoleh kebaikan dari yang dilakukan teman kita. Sebaliknya, bergaul dengan teman yang buruk juga ada dua kemungkinan yang kedua-duanya buruk. Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan teman kita.
Beberapa orang berpendapat, tidak ada yang mesti dilakukan ketika memilih teman. Teman adalah orang yang pergi ke sekolah bersama, berangkat kantor bersama, atau orang yang tinggal di lingkungan sekitar kita. Kalau kita berpikir lebih mendalam dan serius lagi, ternyata semua itu ada perbedaannya. Ternyata berteman memerlukan pilihan dan seleksi.
Silahkan kalian menggunakan logika kalian. Tidak menyeleksi dalam berteman itu sama saja seperti tidak menyeleksi apa yang akan kita makan. Bisa jadi makanan itu baik, bisa jadi makanan itu juga buruk. Hal itu tidak pasti, padahal sudah jelas pilihan tersebut akan mempengaruhi masa depan kita. Dan sudah jelas bahwa kita adalah penentu masa depan kita sendiri. Jadi lebih baik kita memilih yang pasti baik saja untuk masa depan agar tidak menyesal nantinya.
Pergaulan itu bisa menularkan perilaku seseorang kepada temannya. Tidak sedikit anak baik-baik yang terjerat narkoba hanya karena salah memilih pergaulan. Seorang anak dari keluarga yang tidak merokok bisa jadi perokok karena bergaul dengan teman-teman perokok. Dan sebagaimana kelakukan buruk itu menular,kelakuan baik pun bisa menyebar melalui pergaulan.
Coba kalian pikirkan sebentar, jika kita berkumpul dengan orang-orang yang sering minum-minuman keras (pemabuk), pasti orang-orang di sekitar kita akan mempunyai anggapan bahwa kita adalah pemabuk, meskipun realitanya kita tidak pernah menyentuh botol minuman keras itu, apalagi meminumnya. Begitu juga jika kita berkumpul dengan orang-orang yang alim (baik-baik), mungkin anggapan orang pada kita akan berbeda, mungkin mereka akan menganggap bahwa kita adalah orang alim, walau kenyataannya tidak.
Saya pernah membaca sebuah syair yang bunyinya, “Janganlah bertanya keadaan seseorang pada orangnya, tapi lihatlah siapa temannya karena seseorang mengikuti temannya”. Syair ini menjelaskan bahwa jika kita ingin mengetahui prilaku seseorang, kita cukup melihat temannya. Bila prilaku temannya baik, maka 99% kita bisa memastikan orang itu baik, begitu juga sebaliknya.
Jadi saya selalu mengingatkan agar kalian semua bisa memilih teman yang bermanfaat bagi kalian. Tapi mungkin ada beberapa dari kalian yang tidak setuju dengan kalimat saya tadi, kalian mungkin berfikir, kenapa berteman kok harus bermanfaat, berarti kita memanfaatkan dong?.
Silahkan saja kalian menggunakan logika kalian, apa mau punya teman yang tidak bermanfaat bagi kalian sendiri?? Dalam pelajaran 7 Habits ala Steven Covey pun dijelaskan dalam Habit ke 3. Bahwa setiap yang kita lakukan itu mesti ada manfaatnya, dalam 7 Habit itu masuk di Quadran 1 (Penting dan Mendesak), dan Quadran 2 (Penting dan Tidak Mendesak), dari kedua Quadran tersebut bisa kita lihat bahwa keduanya mempunyai sifat yang sama yaitu, Penting.
Penting di sini bisa kita artikan sebagai bermanfaat, atau bisa membawa kita menuju tujuan akhir kita. Saya juga pernah mengatakan bahwa pacaran pun membutuhkan prospek, jelas prospeknya pun mesti baik. Pacaran tanpa prospek akan mengakibatkan kita hanya membuang waktu bahkan materi kita untuk sesuatu yang pada akhirnya tidak ada gunanya untuk kita. #LogikanyaKemana??
Sama seperti berteman, kita pun mesti bisa memilih teman yang bermanfaat agar bisa membawa kita ke jalan yang lebih baik dan menjaga kita agar tetap berada di jalan yang baik tersebut. Justru aneh kalau kita berteman dengan orang yang tidak ada manfaatnya. Mengajak beribadah tidak pernah, mengajak kita supaya rajin belajar pun nggak, kerjanya cuma ngajak jalan-jalan tidak jelas, menghabiskan uang, iseng sana sini, pintar pun tidak . #LogikanyaKemana??
Jadi sekali lagi saya akan mengingatkan kalian semua untuk sebaik-baiknya memilih teman, jangan asal berteman, pastikan teman itu membawa manfaat baik untuk kalian.
Kalian bebas berteman dengan siapapun, itu pilihan kalian. Tapi silahkan pakai logikanya, makan saja mesti pilih-pilih, karena kalau tidak pilih-pilih bisa jadi makanan itu membuat kita sakit atau bahkan mati. Nah sekarang masa berteman tidak pilih-pilih dan asal enak saja? #LogikanyaKemana??